22. Nasihat Masa Covid-19




"Perhatikanlah apa yang dibicarakannya tetapi, janganlah memerhatikan orang yang berbicaranya", sungguh merupakan kata-kata bijak yang patut kita renungkan, artinya ketika kita mendapatkan nasihat dari seseorang, siapa pun orangnya patut diterima dan bila perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya dengan sekemampuan kita. Ibarat seorang penjahat betapapun jahatnya pasti dia tidak akan mau anaknya menjadi penjahat seperti dirinya, dan dia pun selalu menasihati anak-anaknya untuk berbuat baik. Atau bahasa sedehananya meskipun keluar dari pantat ayam, bila itu berupa telur maka ambil lah, setelah itu terserah Anda, mau dimakan sendiri atau dibagikan kepada orang lain.

Sungguh sangat disayangkan bila kita menerima pesan dari teman, baik yang  langsung japri maupun melalui grup medsos terutama yang ada di Whatapp dengan mudahnya kita delet. Alasannya sih sedehana, 'bala' kata orang Sunda mah.

Oleh karena itu saya berupaya untuk mendokumentasikan nasihat-nasihat tersebut ke dalam Blog ini, dengan harapan menjadikan nasihat buat diri pribadi khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan Mohon maaf apabila ada kalimat yang keliru, terutama penulisan yang berbahasa Arab, maklum bila copi dari gawai divaste ke Blog kadang tidak sesuai. 

1.  JANGAN TERTIPU DENGAN PENAMPILAN LAHIRIAH  
Oleh : Ustadz.Effendy HR,S.Ag.

Dari Abu Hurairah Ra, berkata bahwa Rasulullah Saw.  bersabda :

 إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

"Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian."_
(HR. Muslim juz 4 hal. 1987 No. 2564)

Keindahan bentuk rupa dan harta melimpah yang dimiliki oleh seseorang bukanlah tolak ukur kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bentuk rupa dan harta akan segera sirna dan tidak bisa dibangga-banggakan lagi tatkala maut menjemput. Dan dikala itu, tidak ada lagi yang bisa diandalkan selain iman dihati  dan amal shalih selama di dunia.

Hati adalah standar kebaikan amalan badan. Ia ibarat pemimpin bagi badan. Baiknya hati akan berpengaruh pada baiknya amalan badan. Dan buruknya hati akan berpengaruh pada buruknya amalan badan.
Rasulullah Saw  bersabda :
"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati."_(HR. Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan :
"Amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya."_ (Majmu’ Al Fatawa, 11/208)

Para ulama  menjelaskan, bahwa besar kecilnya pahala, berkaitan erat dengan keadaan niat dalam hati seseorang. Ini juga bukti bahwa amalan hati memiliki kedudukan yang tinggi. Bisa jadi amalan kecil menjadi besar nilai pahalanya disebabkan oleh niat dihati. Bisa jadi pula amalan besar menjadi kecil pahalanya disebabkan oleh niat dihati. 

Abdullah bin Mubaarak (seorang Ulama Irak), mengatakan :
"Boleh jadi amalan kecil, namun pahalanya menjadi besar karena faktor niat (keikhlasan). Dan bisa jadi amalan besar menjadi kecil nilai pahalanya disebabkan oleh niat.”

Demikian pula dosa. Dosa kecil akan menjadi besar, bila dilakukan disertai rasa menyepelekan. Dan dosa besar akan lenyap bila pelakunya merasa bersalah, menyesal, beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Semua ini kaitannya dengan hati. 
Dari Ibnu Mas 'ud Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
"Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.( HR. Al Bukhari No. 6308)

SEMOGA BERMANFA'AT


2.
 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. 
 بسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْـــــمِ

Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam ‘Syuabul-Iman’, dari Syuraih Al-Qadhi rahimahullah ia berkata, “Sesungguhnya aku ditimpa musibah dan aku memuji kepada Allah karena empat hal:

1. Aku memuji Allah atas ujian yang tidak lebih besar dari yang menimpa ini.
2. Aku memuji Allah tatkala aku diberikan kesabaran atasnya.
3. Aku memuji Allah karena diberikan taufik mengucapkan kalimat Istirja’ (inna lillahi wa inna
    ilaihi rooji’un) hingga mengapai pahalanya.
4. Aku memuji Allah karena musibah yang menimpaku bukan musibah dalam agamaku.”’’

Yang lebih parah dari Virus Corona 

Para ulama menjelaskan, “Penyakit itu ada dua macam yaitu penyakit badan dan penyakit hati. Penyakit hati ini tentu saja lebih parah dari penyakit badan. Karena jika seseorang tertimpa penyakit hati maka kerugiaan di dunia dan akhirat sekaligus akan menimpa dirinya. Wal ‘iyadzu billah.”

Dalam hadits disebutkan,

أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).” 
(HR. Bukhari, no. 2051 dan Muslim, no. 1599)

PARA ULAMA KATAKAN BAHWA HATI ADALAH MALIKUL A’DHOO (RAJANYA ANGGOTA BADAN), SEDANGKAN ANGGOTA BADAN ADALAH JUNUDUHU (TENTARANYA). LIHAT JAAMI’ AL-‘ULUM WA AL-HIKAM, 1:210.

Artinya, jika hati rusak, maka yang lainnya pun akan ikut rusak.

Sehingga penyakit hati itulah yang bahaya, karenanya kita meminta kepada Allah untuk diteguhkan hati dalam ketaatan.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“ALLOHUMMA MUSHORRIFAL QULUUB SHORRIF QULUUBANAA ‘ALA THOO’ATIK (artinya: Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu).” 
(HR. Muslim, no. 2654)

Berbagai penyakit pada hati

Pertama: Kesyirikan

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” 
(QS. Lukman: 13).

Kedua: Kemunafikan 

Tanda munafik pada zaman ini:

✖ Jadi orang yang tidak amanah dan tidak jujur
✖ Malas-malasan ibadah
✖ Pintar berkata bijak namun malah melakukan yang mungkar
✖ Dari luar terlihat khusyu’, namun batin tidak khusyu’
✖ Mengaku beriman namun tidak punya amalan sama sekali
✖ Pria enggan shalat berjamaah di masjid
✖ Malas merutinkan Shalat Shubuh dan Shalat Isya

Ketiga: Al-ghaflah (lalai) 

Sebab-sebabnya:

✖ Enggan duduk dalam majelis ilmu untuk mempelajari agama.
✖ Enggan mempelajari Al-Qur’an dengan membaca, memahami dan menghafalkannya
     serta mendalami ilmu di dalamnya.
✖ Enggan berdzikir kepada Allah.
✖ Enggan membaca dan menghafalkan dzikir yang bisa digunakan untuk melindungi diri.
✖ Lalai dalam memperhatikan niat.
✖ Beramal namun tidak memperhatikan manakah amalan yang lebih prioritas dari yang lainnya.

Keempat: Menuruti hawa nafsu 

Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ah Al-Fatawa (10:635) menyatakan, “Adanya nafsu dan syahwat itu sendiri tidaklah berakibat seseorang dihukum. Seseorang baru dikatakan terkena hukuman ketika ia menuruti nafsunya sehingga yang ia harus lakukan adalah melarang nafsunya (untuk melanggar larangan Allah). Melarang nafsu yang akan salah itulah yang masuk ibadah dan amal shalih.”

Sebab menuruti hawa nafsu:

✖ Membiasakannya sejak kecil
✖ Duduk-duduk dengan pengikut hawa nafsu
✖ Kurang mengenal hak Allah tidak mengenal akhirat dengan baik
✖ Kurang amar ma’ruf nahi mungkar
✖ Cinta dunia dan terus tersibukkan dengan dunia
✖ Tidak mengetahui bahaya karena menuruti hawa nafsu

Kelima: At-tarof (hidup untuk terus bersenang-senang)

At-tarof itu sebagaimana disebutkan dalam ayat,

فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ

“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku“. 
(QS. Al-Fajr: 15)

Nama lain dari at-tarof adalah at-tana’um. At-tarof diartikan dengan melampaui batas dari yang semestinya dengan terus memperbanyak dunia.

Yang patut diingat:

◾Nikmat itu bisa jadi ujian dan musibah.
◾Nikmat dunia bisa jadi sebab hilangnya nikmat di akhirat.
◾Padahal semua nikmat itu akan ditanya.

Bentuk at-tarof yang ada saat ini:

✖ Sibuk memerhatikan model rambut dan itu dilakukan berlebihan.
✖ Berlebihan dalam berhias diri.
✖ Berlebihan dalam membeli pakaian dengan memerhatikan merk dan brand ternama.
✖ Berlebihan dalam makan dan minum.
✖ Berlebihan dalam pesta pernikahan.
✖ Gawai, aksesoris, dan nomor cantiknya.
✖ Mobil dan aksesorisnya, hingga nomor platnya.
✖ Berlebihan dalam membangun rumah.
✖ Berlebihan dalam memiliki pembantu, sampai ada rumah yang pembantunya itu lebih dari pemilik rumah.
✖ Berlebihan dalam hiburan dan permainan.


3. GARIS KEHIDUPAN

Seorang Guru membuat garis sepanjang 1m di papan tulis, lalu berkata :
"Anak2, coba perpendek garis ini!"

Anak pertama maju ke depan, ia menghapus 20 cm dari garis itu menjadi 80 cm.

Pak Guru mempersilakan anak ke 2. Iapun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 60 cm.

Anak ke 3 & ke 4 pun maju kedepan melakukan hal yang sama, hingga garis itu tinggal 20 cm.

Terakhir, seorang anak yang bijak maju kedepan. Ia tidak mengurangi garis yang sudah tinggal 20 cm, namun membuat garis baru sepanjang 120 cm, lebih panjang dr garis yg pertama.

Sang Guru menepuk bahunya,  "Kamu memang bijak, untuk membuat garis itu menjadi pendek, tak perlu menghapusnya, cukup membuat garis lain yg lebih panjang, maka garis pertama akan menjadi lebih pendek dgn sendirinya.

Untuk menjadi yang terbaik tak perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan pihak lain. Cukup lakukan kebaikan yang lebih baik secara konsisten.

Biarkan waktu yang akan membuktikan kwalitas kita.

Permata akan tetap bersinar meskipun terpendam dalam lumpur yang gelap."

Selamat berkarya meraih prestasi, saudara-riku tercinta...
Salam sukses selalu..! 

IKHLAS BERBAGI MOGA BERKAH

4. INILAH ASMAUL HUSNA 
    Oleh : Ustadz Effendy HR,S.Ag.

Dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda :

*إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا ، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ*

 _"Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.”_
(HR. Bukhari, No.2736, Muslim, No.2677 dan Ahmad, No.7493)

Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asmaul husna adalah nama nama milik Allah Swt. yang baik lagi indah. Alllah memiliki nama-nama yang baik, Jumlah asmaul husna di Al Quran ada 99, meskipun sebenarnya jumlah nama-nama-Nya lebih dari itu.

Syekh Abdul Aziz bin Baz menerangkan mengenai makna hadis :
"Makna dari *menjaga* adalah dengan menghafalnya, merenungkan maknanya, dan mengamalkan kandungan maknanya, mengingat adanya kebaikan yang banyak dan ilmu yang bermanfaat dalam mengamalkan kandungan makna asmaul husna tersebut. Karena mengamalkannya merupakan sebab kebaikan bagi hati, kesempurnaan takut kepada Allah, dan menunaikan hak-Nya."_
  Mengamalkan  asmaul husna merupakan suatu amalan yang paling berharga. Mengagungkan dan menyeru asma Allah Swt. merupakan sebagai bentuk kecintaan kita kepada Pemilik Semesta ini. Mengamalkan Asmaul Husna juga memberikan kebaikan bagi hati kita akan memiliki kesempurnaan takut kepada Allah Swt. dan akan selalu menunaikan kewajibannya sebagai hamba atau ciptaan-Nya.

Allah SWT berfirman :*
"Katakanlah (Muhammad), Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma'ul Husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam sholat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu."_
(QS. Al-Isra'/17, Ayat : 110)

Berdo'a dengan menyebut dan mengagungkan nama Allah Swt. baik secara keseluruhan atau disesuaikan dengan konteks doanya akan membawa keutamaan dikabulkannya do'a. Allah SWT juga telah memerintahkan kita berdoa dengan menyebut nama-Nya.

Allah SWT berfirman :
"Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
(QS. Al-A'raf/7: Ayat : 180)*

SEMOGA BERMANFA'AT


5. Di Depan Gerbang Kematian
    (Bagian 2 dari 2 tulisan)
     Oleh: Ari Wahyudi

Tanda-tanda husnul khotimah
Tanda-tanda husnul khotimah cukup banyak. Di sini kami menyebutkan sebagian di antaranya saja :

Mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illallaah saat meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang akhir ucapan dari hidupnya adalah laa ilaaha illallaah, pasti masuk surga” (HR. Abu Dawud dll, dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil)

Meninggal pada malam Jum’at atau pada hari Jum’at. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim yang meninggal pada hari atau malam Jum’at pasti akan Allah lindungi dari siksa kubur” (HR.Ahmad)

Meninggal dengan dahi berkeringat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang mukmin itu meninggal dengan berkeringat di dahinya” (HR. Ahmad, Tirmidzi dll. dishahihkan Al Albani)

Meninggal karena wabah penyakit menular dengan penuh kesabaran dan mengharapkan pahala dari Allah, seperti penyakit kolera, TBC dan lain sebagainya

Wanita yang meninggal saat nifas karena melahirkan anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya berarti mati syahid. Sang anak akan menarik-nariknya dengan riang gembira menuju surga” (HR. Ahmad)

Munculnya bau harum semerbak, yakni yang keluar dari tubuh jenazah setelah meninggal dan dapat tercium oleh orang-orang di sekitarnya. Seringkali itu didapatkan pada jasad orang-orang yang mati syahid, terutama syahid fi sabilillah.

Mendapatkan pujian yang baik dari masyarakat sekitar setelah meninggalnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati jenazah. Beliau mendengar orang-orang memujinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Pasti (masuk) surga” Beliau kemudian bersabda, “kalian -para sahabat- adalah para saksi Allah di muka bumi ini” (HR. At Tirmidzi)

Melihat sesuatu yang menggembirakan saat ruh diangkat. Misalnya, melihat burung-burung putih yang indah atau taman-taman indah dan pemandangan yang menakjubkan, namun tidak seorangpun di sekitarnya yang melihatnya. Kejadian itu dialami sebagian orang-orang shalih. Mereka menggambarkan sendiri apa yang mereka lihat pada saat sakaratul maut tersebut dalam keadaan sangat berbahagia, sedangkan orang-orang di sekitar mereka tampak terkejut dan tercengang saja.

Bagaimana kita menyambut kematian?

Saudara tercinta, sambutlah sang kematian dengan hal-hal berikut :

Dengan iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir baik maupun buruk.

Dengan menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya di masjid secara berjama’ah bersama kaum muslim dengan menjaga kekhusyu’an dan merenungi maknanya. Namun, shalat wanita di rumahnya lebih baik daripada di masjid.

Dengan mengeluarkan zakat yang diwajibkan sesuai dengan takaran dan cara-cara yang disyari’atkan.

Dengan melakukan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala.

Dengan melakukan haji mabrur, karena pahala haji mabrur pasti surga. Demikian juga umrah di bulan Ramadhan, karena pahalanya sama dengan haji bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah, yakni setelah melaksanakan yang wajib. Baik itu shalat, zakat, puasa maupun haji. Allah menandaskan dalam sebuah hadits qudsi, “Seorang hamba akan terus mendekatkan diri kepada-Ku melalui ibadah-ibadah sunnah, hingga Aku mencintai-Nya”

Dengan segera bertobat secara ikhlas dari segala perbuatan maksiat dan kemungkaran, kemudian menanamkan tekad untuk mengisi waktu dengan banyak memohon ampunan, berdzikir, dan melakukan ketaatan.

Dengan ikhlas kepada Allah dan meninggalkan riya dalam segala ibadah, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah [98] : 5)

Dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Hal itu hanya sempurna dengan mengikuti ajaran Nabi, sebagaimana yang Allah firmankan yang artinya, “Katakanlah, ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (QS. Ali Imran [3] : 31)

Dengan mencintai seseorang karena Allah dan membenci seseorang karena Allah, berloyalitas karena Allah dan bermusuhan karena Allah. Konsekuensinya adalah mencintai kaum mukmin meskipun saling berjauhan dan membenci orang kafir meskipun dekat dengan mereka.

Dengan rasa takut kepada Allah, dengan mengamalkan ajaran kitab-Nya, dengan ridha terhadap rezeki-Nya meski sedikit, namun bersiap diri menghadapi Hari Kemudian. Itulah hakikat dari takwa.

Dengan bersabar menghadapi cobaan, bersyukur kala mendapatkan kenikmatan, selalu mengingat Allah dalam suasana ramai atau dalam kesendirian, serta selalu mengharapkan keutamaan dan karunia dari Allah. Dan lain-lain( dicuplik dari Misteri Menjelang Ajal, Kisah-Kisah Su’ul Khatimah dan Husnul Khatimah, penerjemah Al Ustadz Abu ‘Umar Basyir hafizhahullah).

Semoga sholawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada sanak keluarga beliau dan para sahabat beliau.


6. Bismillahirrahmanirrahim
    Motivator dan inspirator 

Sharing kesalehan individu dan intropeksi diri  tentang hukuman dari Allah SWT yang tidak disadari dan tidak Terasa bagi kita🙏

SEORANG murid mengadu kepada gurunya, _“Syaikh, betapa banyak kita berdosa kepada Allah SWT karena  tidak menunaikan hak dan kewajiban sebagaimana mestinya. Tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita.”

Sang Guru menjawab dengan tenang, “Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak merasa.” Lanjutnya, Sesungguhnya salah satu hukuman Allah terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah ‘sedikitnya mendapatkan taufiq’ (kemudahan)* dari Allah SWT untuk *melaksanakan dan  mengamalkan ketaatan dan amal-amal kebaikan.”
Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari “kekerasan hatinya dan kematian hatinya.”

Sebagai contoh, sadarkah engkau bahwa Allah *telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan munajat kepada-Nya,* 
Sadarkah engkau telah diberi kelebihan rizki namun *terasa beban berat untuk beramal sholeh*

Dan masih banyak contoh yang lainnya yang engkau tidak sadari antara lain

Sadarkah ketika engkau sulit untuk  merendahkan diri kepada-Nya, dan menyungkurkan diri di hadapan-Nya?

Sadarkah engkau  merasa sulit  menikmati manisnya sholat bahkan tidak diberikan rasa khusyu’ dalam shalat?

Sadarkah engkau , bahwa beberapa harimu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Quran. Padahal engkau mengetahui firman Allah, “Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah.” Tapi engkau tidak tersentuh dengan ayat-ayat Al-Quran, seakan engkau tidak mendengarnya.

Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang.

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim-musim kebaikan seperti Ramadhan, enam hari di bulan Syawwal, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan seterusnya tapi engkau belum diberi taufiq (kemudahan) untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya?

Nyuwun sewu sharing monggo kita istiqomahkan amal sholeh dan tingkatkan keimanan agar hukuman yang *tidak terasa dan tidak disadari dijauhkan dari kita semua*

Ojo lali bahagia ....Mugi berkah


7. Presiden Xi Jin Ping dari Tiongkok, berkata:

Ketika saya masih kecil, saya sangat egois, selalu mengambil yang terbaik untuk diri saya sendiri. Perlahan-lahan, semua orang meninggalkan saya dan saya tidak punya teman. Saya tidak berpikir itu salah saya tetapi saya mengkritik dan menyalahkan orang lain.

Ayah saya memberi saya 3 kalimat untuk membantu saya dalam hidup.

Suatu hari, ayah saya memasak 2 mangkuk mie dan meletakkan 2 mangkuk di atas meja. Satu mangkuk hadir dengan satu telur di bagian atas mie dan mangkuk lainnya tidak memiliki telur di atasnya. 

Ayah berkata, "Anakku. Silahkan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan ”. Telur sulit didapat saat itu! Hanya bisa makan telur selama festival atau Tahun Baru. Tentu saja saya memilih mangkuk dengan telur! Saat kami mulai makan. Saya mengucapkan selamat kepada diri saya sendiri atas pilihan dan keputusan bijak yang saya lakukan dan mendapatkan telur itu. Lalu saya terkejut ketika ayahku makan mie, ada dua telur di bawah mangkuknya, tersembunyi di bagian bawah mie! Saya sangat menyesal! Dan memarahi diriku sendiri karena terlalu terburu-buru dalam keputusanku. Ayah saya tersenyum dan iba kepada saya, 

”ANAKKU KAMU HARUS INGAT APA YANG DILIHAT MATAMU MUNGKIN TIDAK BENAR.”

"JIKA KAMU BERNIAT MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI ORANG ORANG, KAMU AKAN BERAKHIR DENGAN KEKALAHAN !”

Keesokan harinya, ayah saya kembali memasak 2 mangkuk mie: satu mangkuk dengan telur di atasnya dan mangkuk lainnya tanpa telur di atasnya. Sekali lagi, dia meletakkan dua mangkuk di atas meja dan berkata kepada saya, ”Anakku. Silahkan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan? ”Kali ini saya lebih pintar. Saya memilih mangkuk tanpa telur di atasnya. Yang mengejutkan saya, saat saya memisahkan mie di atas, tidak ada satu pun telur di dasar mangkuk! Sekali lagi ayah saya tersenyum dan berkata kepada saya, 

“ANAKKU, KAMU TIDAK HARUS SELALU BERGANTUNG PADA PENGALAMAN KARENA KADANG-KADANG, HIDUP DAPAT MENGECOHMU ATAU MENIPU KAMU. TETAPI KAMU TIDAK BOLEH TERLALU JENGKEL ATAU BERSEDIH, INI HANYA MEMPERLAKUKAN SEBAGAI PENGETAHUAN YANG KAMU DAPAT  SEBAGAI PROSES PEMBELAJARANMU. DAN KAMU TIDAK AKAN MENDAPATKAN PELAJARAN SEMACAM INI  DARI  BUKU TEKS.”

Hari ketiga, ayah saya lagi memasak 2 mangkuk mie, lagi satu mangkuk dengan telur di atas dan mangkuk lainnya tanpa telur di atasnya. Dia meletakkan 2 mangkuk di atas meja dan kembali berkata kepada saya, ”Anakku. Silahkan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan?”. Kali ini, aku memberi tahu ayahku, "Ayah, kamu pilih dulu. Ayah adalah kepala keluarga dan berkontribusi paling banyak kepada keluarga." Ayah saya tidak menolak dan memilih mangkuk dengan satu telur di atasnya. Saat saya makan semangkuk mie saya, di hati saya berkata pasti tidak ada telur di dalam mangkuk. Yang mengejutkan saya! Ada dua telur di dasar mangkuk. Ayah saya tersenyum kepada saya dengan cinta di matanya, 

"ANAKKU, KAMU HARUS INGAT! KETIKA KAMU BERFIKIR UNTUK KEBAIKAN ORANG LAIN, MAKA HAL-HAL BAIK AKAN SELALU TERJADI PADA DIRIMU!"

Saya selalu ingat 3 kalimat nasehat ayah saya dan hidup dengan melakukan sesuai nasihatnya. 
Dan benar, saya bisa sukses.


Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala konspirasi  macam perbuatan jahat.

Selamat Sukses dan Sa
lam kebajikan dan Bersalaman ala Corona


8. HATI SETIAP INSAN BERADA DIANTARA DUA JARI ALLAH
    Oleh : Ustadz .Effendy HR,S.Ag.

Rasulullah sering membaca do'a :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

(Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik)*

 "Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Ummu Salamah  menanyakan kepada Rasulullah Saw, kenapa do’a tersebut yang sering beliau baca.*

Rasulullah Saw. menjawab :

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

_"Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”_
 (HR. Tirmidzi no. 3522. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 ☪ Di dalam hadits yang agung diatas, Rasulullah Saw. menunjukkan kepada kita betapa pentingnya memperhatikan keadaan hati. Sebab baiknya hati akan membuahkan baiknya ucapan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, rusaknya hati akan membuahkan kerusakan pada ucapan dan perilaku. Oleh sebab itu setiap muslim butuh kepada pertolongan Allah agar meluruskan dan meneguhkan hati di atas kebenaran. 

 Kita hendaknya selalu  menggantungkan hati kepada Allah Swt. semata, Karena Allah Swt. mampu membolak-balikkan hati dan mengarahkannya menuju kebaikan atau  penyimpangan. Apabila kita cenderung kepada kebatilan maka Allah pun menyesatkan hati kita  menuju keburukan. Sebaliknya, jika kita cenderung mengabdi kepada Allah Swt. dan tunduk kepada-Nya niscaya Allah Swt. akan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita menuju jalan-Nya. 

 🌙 *Rasulullah Saw. bersabda :*

*إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا*

  _"Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.”_
 *(HR. Ahmad 3/257. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim)*

  Semoga Allah Swt. senantiasa memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita semua agar   hati kita tetap istiqomah. Dan semoga Allah Swt. menyelamatkan kita dari penyimpangan,  kesesatan dan kemaksiatan.

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

*SEMOGA BERMANFA'AT*


8. SUKSES ADALAH HASIL SEBUAH PROSES PERJUANGAN 

Dulu ...di Jepang, ada seorang anak laki2, pintar juga tidak .... sakit2an ... tidak ganteng .... di kelas duduknya paliiiiiiiiiiiiiiiiiing belakang karena dia takut disuruh maju ke depan oleh sang guru .....

Tiap hari dia menemani ayahnya di bengkel reparasi mesin pertanian di desa Kamyo Distrik Shizuko ... Di usia 8 tahun dia mampu mengayuh sepeda sejauh 14 km hanya untuk melihat Pesawat Terbang ......

Usia 15 tahun dia putus sekolah dan bekerja di bengkel mesin di Hary Shokai Company ... Usia 21 tahun diserahi membuka cabang karena dia sangat rajin dan berprestasi.

Bengkelnya maju pesat. Tetapi dia tak puas dan memutuskan jadi wirausaha dgn membuka bengkel sendiri ...... dan memproduksi Ring Piston .... Sayang ... pabrik mobil TOYOTA menolak karyanya karena dianggap jauh dari Standar. Dia di bully dan diejek habis2an oleh teman2nya ..... Dia sangat sedih dan jatuh sakit ....

Setelah sembuh, dia putuskan kuliah untuk cari ilmu ... Namun dia Drop Out tdk bisa meneruskan kuliah .... Dia berusaha dan mencoba terus namun selalu gagal berkali-kali...

Tahun 1947, ekonomi Jepang porak poranda .... Hidupnya makin parah ... Semua dijual untuk kebutuhan sehari-hari termasuk mobil kesayangannya satu-satunya, dia jual juga waktu itu r....

Dari kondisi inilah, Titik balik kehidupannya *berubah ....!!!*

Dia punya sebuah sepeda kayuh satu2nya ... Dia pasangkan motor kecil di sepedanya .... Dan tanpa disangka ....... "Sepeda yg ada Motor Kecilnya itulah yang merubah hidupnya" ........
Banyak yang mau membeli, akhirnya dia memproduksi banyak hasil karyanya itu ......

Usahanya berkembang pesat hingga merambah produksi mobil ..... Dan menggurita di seluruh dunia ....... termasuk Indonesia ......... Dia menjadi Founding Father yang melegenda .... Dia ... *SOICHIRO HONDA* ........ 
(Pemilik Perusahaan Honda dari Jepang) yang sampai kini bendera perusahaannya berkibar di seantero dunia.

Apa yg dia ucapkan ?

Tidak ada sukses tanpa perjuangan ...

Orang hanya melihat saat ini di saat aku berdiri dengan deretan mobil dengan segala kesuksesanku ........
Ketahuilah ... Itu cuma 1% dari keberhasilanku ...... 99% adalah kegagalanku .. jarang ada orang yang mau melihatnya*.

Orang lebih silau dengan semua hasil kesuksesan ...*

Tanpa mau melihat bagaimana kesuksesan itu dibentuk melalui sebuah proses yang sangat berat dengan bercucuran keringat, darah dan air mata, susah payah, jatuh bangun, di caci maki, di ejek, di bullying, di khianati, di bohongin, di tipu dan di remehkan ....!

Sukses membutuhkan semangat dan pantang menyerah, perjuangan dan doa, bahkan darah dan air mata sekalipun. Semuanya harus di bayar dengan mahal ....!

Semoga bermanfaat bagi kita semua yang ingin SUKSES. Tirulah semangat juangnya bukan hanya duduk diam saja menunggu tanpa pernah melakukan apa-apa. Jangan berharap keajaiban itu terjadi, Mustahil !!!

*Salam Sukses*
 

10. Assalamualaikum.

Hidup adalah sebuah anugerah,kita tdk akan pernah mengetahui betapa berharganya apa yg sedikit kita miliki,sampai kita kehilangannya.Begitu juga dg kita,tak akan pernah mengetahui apa saja yg hilang dalam hidup,jika sesuatu itu tdk pernah datang.maka dari itu syukurilah apa yg ada sebelum semuanya menghilang.Semoga kita semua dlm keadaan sehat.penuh doa dan syukur dlm lindungan Allah.slmt pg slm jum'ah berkah. By Agustina


11. PUJIAN ADALAH UJIAN 
     Oleh : Ustadz.Effendy HR,S.Ag.

Diriwayatkan dari Abu Bakrah Ra, ia berkata, Ada seseorang yang memuji temannya di sisi Nabi Saw, kemudian beliau bersabda :

وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قطعت عنق صاحبك – مرارا-. إِذا كانِ أَحَدُكُمْ مادِحاً صَاحِبَهُ لاَ مَحالَةَ فَلْيَقُلْ: أَحْسِبُ فُلاناً وَاللهُ حَسِيْبُهُ وَلا أُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَداً

"Celaka kamu, kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu -berulang-ulang-. Kalaupun salah seorang di antara kalian harus memuji temannya maka hendaknya dia mengatakan: ‘Aku mengira dia seperti itu dan Allah lah yang menghisabnya, aku tidak memuji siapapun di hadapan Allah’.”_
(HR. Muslim No. 3000)*

Rasulullah Saw. melarang kita berlebihan dan kelewat batas dalam memuji, karena hal itu akan menimbulkan fitnah dan mencelakakan  bagi orang yang dipuji. Maksud kalimat ‘Kamu telah memenggal leher temanmu’ adalah kiasan dari mencelakakan.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari Ra, bahwa Nabi Saw. mendengar seseorang memuji temannya dan berlebihan dalam memujinya. Maka beliau bersabda :*
"Sungguh kamu telah mencelakakan, atau mematahkan punggung, lelaki itu.”_
(HR. Muslim No. 3001)*

Pujian adalah ujian, karena ketika kita dipuji, bisa jadi kita akan merasa sombong dan merasa takjub pada diri sendiri, bahkan kita lupa bahwa semua nikmat ini adalah dari Allah, kemudian kita merasa hebat dan sombong serta lupa bersyukur. Kagum terhadap diri sendiri merupakan suatu sifat yang bisa membinasakan.

Rasulullah Saw. bersabda :*
"Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan :_
(1) tamak lagi kikir,_
(2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan) dan_
(3) ujub (takjub pada diri sendiri).”_
(HR. Abdur Razaaq 11: 304. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ no. 3039)*

Kita lebih butuh doa daripada pujian, karena biasanya pujian dapat menipu diri kita. Agar kita tidak tertipu oleh pujian, sehingga membuat kita menjadi sombong, ada baiknya  kita membaca doa berikut ini ketika dipuji :

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻻَ ﺗُﺆَﺍﺧِﺬْﻧِﻲْ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ، ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْﻟِﻲْ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ ‏ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻲْ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﻈُﻨُّﻮْﻥَ*

"Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka perkirakan.”_
(HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 761. Isnadnya dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 585)*

Semoga Allah Swt. membimbing kita menjadi orang-orang yang tidak bangga terhadap pujian, karena pujian sangat mungkin merupakan salah satu bentuk ujian yang bisa membuat kita makin dekat pada Allah Swt. 

Aamiin Yaa Rabbal ' Aalamiin*

SEMOGA BERMANFA'AT


12. RENUNGKAN

-Jika Wafat Ayahmu, Hilanglah Penasehatmu. 
-Jika wafat Ibumu, Hilanglah Cahayamu. 
-Jika wafat Saudaramu, Hilanglah Tangan kananmu yang selalu membantumu. 
-Jika Wafat Saudarimu, Hilanglah Senyumanmu. 
-Jika wafat Sahabatmu, Hilanglah Pandangan Matamu. 

Hidup ini Singkat sekali. Tidak ada waktu untuk IRI, DENGKI, BERPURA-PURA dan
MEMUTUS TALI PERSAUDARAAN.
Esok kelak akan menjadi cerita. 

SENYUMLAH* dan *MAAFKANLAH* siapa saja yang Menyakitimu dan mengecewakanmu. 
Karena kita tidak tau kapan Hidup ini akan berakhir...  mohon 
Manusia yang Hidup Terus Setelah Matinya* 🌷


13. Manusia yang Hidup Terus selelah Matinya
      Oleh: Ahmad Zainuddin

Kawan…
Tulisan ini adalah ajakan untuk saya dan kaum muslim, agar menjadi orang berilmu agama, mengamalkannya kemudian mengajarkan dan menyebarkannya…

Kawan…
Mari tuntut ilmu agama, niscaya kamu bisa hidup terus setelah matimu …

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ»

“Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dan ini adalah bukti yang paling besar akan kemuliaan dan keutamaan ilmu serta keagungan hasilnya, karena sesungguhnya pahalanya akan sampai kepada seseorang (yang mengajarkan ilmu) setelah kematiannya selama ilmu tersebut diambil manfaatnya, seakan-akan dia hidup, tidak terputus amalnya bahkan dibarengi dengan ingatan dan pujian selalu untuknya, mengalirnya pahala kepadanya di saat seluruh manusia terputus dari mereka amalan mereka adalah merupakan KEHIDUPAN KEDUA. (Lihat kitab Miftah Dar As Sa’adah, karya Ibnul Qayyim rahimahullah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

« إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لاِبْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِى صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ ».

“Sesungguhnya yang mendapati seorang mukmin dari amal dan kebaikannya setelah kematiannya adalah; sebuah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, seorang anak shalih yang dia tinggalkan, sebuah mushhaf Al Quran yang dia wariskan atau sebuah masjid yang dia bangun, sebuah rumah untuk para musafir yang kehabisan bekal yang dia bangun, sebuah sungai yang dia alirkan atau sebuah sedekah yang dia keluarkan dari hartanya ketika disaat sehat dan hidupnya, seluruhnya ini adalah amalan yang akan mendapatinya setelah kematiannya.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam shahih Al Jami’)

Mari perhatikan … ternyata semua amalan yang pahalanya akan mengalir kepada seseorang meskipun dia sudah meninggal, kuncinya pada ilmu agama. Subhanallah …

Kawan, saya yakin, kita bisa berbuat untuk perihal ilmu.

Belajar ilmu agama
Mengamalkan ilmu agama
Mengajarkan dan menyebarkan ilmu agama, walau hanya menyebarkan kaset, CD, brosur, pengumuman kajian Islam bermanfaat,  dan semisalnya kepada orang lain.

Selamat berjuang untuk bisa hidup terus setelah kematian menjemput!

يَمُوْتُ الْعَالِمُ وَ يَبْقَى كِتَابُهُ

Orang berilmu boleh meninggal tetapi kitabnya tetap akan tertinggal.


14.     NASEHAT ADALAH CINTA 
          Oleh : Ustadz.Effendy HR, S.Ag.

عن جرير بن عبد الله – رضي الله عنه – ، قَالَ : بَايَعْتُ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – عَلَى إقَامِ الصَّلاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ،        والنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
 مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .

 Dari Jarir bin ‘Abdillah Ra, ia berkata :
“Aku pernah berbaiat (berjanji setia) pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.”_
(Muttafaqun ‘alaih : HR. Bukhari No. 57 dan Muslim No. 56)*

Upaya saling menasihati dalam kebaikan merupakan salah satu jalan yang bisa menyelamatkan seseorang dari kerugian dunia dan akhiratnya.

Allah SWT. berfirman :*
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran, serta saling  menasihati untuk kesabaran.”_
(Al-‘Ashr/103, Ayat : 1—3)*

Nasehat adalah cinta, saling menasehati itu tanda cinta. Karena nasehat berarti menginginkan kebaikan pada orang lain. Kita ingin saudara/sahabat kita itu jadi baik ketika dinasehati, bukan ingin mereka direndahkan atau disalahkan, itulah dasar nasehat.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menerangkan :*   
"Nasehat adalah engkau suka jika saudaramu memiliki apa yang kau miliki. Engkau bahagia sebagaimana engkau ingin yang lain pun bahagia. Engkau juga merasa sakit ketika mereka disakiti. Engkau bermuamalah (bersikap baik) dengan mereka sebagaimana engkau pun suka diperlakukan seperti itu.”_
(Syarh Riyadhus Sholihin, 2: 400)*

Pemberian paling berharga dari seseorang untuk saudaranya yang tidak bisa ternilai adalah nasihat untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kejelekan (amar ma'ruf nahi munkar). Sebab, nasihat merupakan urusan yang paling pokok di dalam agama Islam.

Imam Nawawi rahimahullah berkata : "Menasehati sesama muslim (selain ulil amri) berarti adalah menunjuki berbagai maslahat untuk mereka yaitu dalam urusan dunia dan akhirat mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan perkara yang mereka tidak tahu, menolong mereka dengan perkataan dan perbuatan, menutupi aib mereka, menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan mereka manfaat serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.”_
(Syarh Shahih Muslim, 2: 35)*

Semoga kita bisa senantiasa saling memberi nasihat dalam kebaikan dan kesabaran, sehingga semakin subur pohon cinta diantara kita dan makin rimbun ukhuwah sesama kita.

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin*

SEMOGA BERMANFA'AT


15.
          SUDAH RUTINKAH KITA SHALAT DHUHA ? 
          Oleh : Ustadz.Effendy HR,S.Ag.
.
Dari Abu Dzar, Rasulullah Saw. bersabda :*. 

*يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى*

"Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at."_
(HR. Muslim No. 720)*

Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan :*
"Hadits Abu Dzar  menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus."_
(Nailul Author, 3: 77)*

Jumlah raka’at shalat Dhuha, minimalnya adalah dua raka’at sedangkan maksimalnya adalah tanpa batas. Jadi boleh hanya dua raka’at, boleh empat raka’at, dan seterusnya asalkan jumlah raka’atnya genap. Namun jika ingin dilaksakan lebih dari dua raka’at, shalat Dhuha tersebut dilakukan setiap dua raka’at salam

Dari Aisyah Ra, ia berkata :*
"Dahulu Rasulullah Saw. shalat dhuha empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau."_
(HR. Muslim no. 719)*

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan :*
“Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at."_
(Syarh Muslim, 5: 234)*

Waktu pelaksanaan shalat dhuha adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari tegak lurus.

Dari Amr bin Abasah Ra, ia berkata :*
"Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda: kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil."_
(HR. Muslim No. 832)*

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan :*
"Waktu shalat dhuha adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak bagi orang yang melihatnya (matahari). Dan itu sekitar 15 menit setelah ia terbit."_
(Fatawa Ibnu Baz)*

Salah satu bacaan do'a setelah kita selesai shalat Dhuha yang bersumber dari sebuah hadits adalah :

Dari ‘Aisyah Ra, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan :*

*اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ*

"ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM (artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali."_
(HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, No. 619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih)*

Semoga Allah Swt. memberikan kita hidayah dan taufik untuk  merutinkan shalat dhuha yang mulia ini.

Aamin Yaa Rabbal 'Aalamiin*

*SEMOGA BERMANFA'AT*

16.
Masa Sulit Itu Akan Berakhir Indah 

Hari itu Aisyah radhiyallahu 'anha sedang berada di beranda. Lamunannya mengawang ke langit, mengenang suami terkasih yang telah berpulang ke haribaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kali ini, ia ditemani seorang keponakannya, Urwah. Ia hadir di sana demi menghibur sang bibi yang sedang sedih kesepian. 

Dalam pembicaraan mereka, entah mengapa Urwah seolah tertarik untuk melempar tanya, "Wahai bibi, tolong ceritakan kepadaku bagaimana kalian membina rumah tangga?"

Sambil tersenyum getir  Aisyah mencoba mengulang kembali kenangan indah yang bisa berkesan saat ia masih menjadi istri Rasul. Tak kuasa menahan perasaan kangen terhadap sang suami tercinta, Aisyah pun memulai sambil menghela nafas panjang. 
"Demi Allah wahai keponakanku. Sungguh kami pernah melihat bulan sabit berganti di langit sampai 3 kali berturut-turut dalam dua bulan. Selama itu, tidak pernah tungku api menyala di seluruh rumah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

Aisyah masih tetap tersenyum meskipun kalimat itu telah terhenti.
Mendengarnya, Urwah kaget dan langsung merespon, "Wahai bibi, bagaimana kalian bisa bertahan hidup bila sedemikian?" Pertanyaan itu meluncur dari bibirnya seolah tak percaya dan respon yang sama mungkin akan keluar dari diri kita bila mendengar hal demikian. 
Aisyah lalu menjawab., "Dengan dua benda hitam; yaitu korma dan air yang tidak jernih. Namun kadang-kadang beberapa tetangga Rasulullah dari golongan Anshar yang memiliki domba suka mengirimkan susu kepada kami untuk diminum." 
(Hadits Muttafaq 'Alaihi) 

Saya membayangkan sesak dada Urwah saat mendengar kenyataan yang pernah dialami keluarga Sang Nabi. 

Hal yang manusiawi, jika mereka mengeluh. Namun sebab mereka adalah manusia-manusia hebat pemilik iman yang teguh, maka mereka mampu bertahan. Hingga kepahitan hidup yang mereka alami menjadi manisnya kenangan ya tak terlupa. 

Itu juga yang seharusnya kita munculkan dalam jiwa masing-masing. Bahwa wabah covid 19 ini telah memukul seluruh sendi kehidupan umat manusia. Tetaplah teguh dan bersabar dalam semua episode yang Allah hadirkan. 

Kelak suatu saat kita akan bercerita manisnya pengalaman melawan covid 19 kepada anak cucu kita. Dan mereka tahu bahwa kita adalah orang-orang beriman yang mampu menerima kenyataan hidup, sepahit apa pun. 

Saling mendoakan ya?


17.  MOHON BERLINDUNG DARI BERATNYA BALA           
       Oleh : Ustadz.Effendy HR, S.Ag.


وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ جَهْدِ البَلاَءِ ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ ، وَسُوءِ القَضَاءِ ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاء )) متفق عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ قَالَ سُفْيَانُ : أَشُكُّ أَنِّي زِدْتُ وَاحِدَةً مِنْهَا.

Dari Abu Hurairah Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw  bersabda :*
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari beratnya cobaan, kesengsaraan yang hebat, takdir yang jelek, dan kegembiraan musuh atas kekalahan.”_
(HR. Al-Bukhari, No. 6347 dan Muslim, No. 2707)*
Kita diperintahkan untuk berlindung dari bala yang begitu berat bagi setiap orang, sebagaimana yang terjadi belakangan ini. Namun yang pasti yang namanya bala, tidak satupun dari kita yang mengetahui kapan akan terjadi.

Kita hendaknya selalu waspada, berhati-hati dalam segala hal agar terhindar dari bala yang menimpa, termasuk wabah "covid 19" yang begitu mengejutkan. Kita harus tetap menjalani anjuran pemerintah  dalam menghadapi wabah "covid 19" tersebut, beberapa hal yang sudah dilakukan lewat cara-cara medis harus tetap dilanjutkan. Namun harus kita imbangi dengan berdo'a mohon perlindungan kepada Allah Swt. 

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah Saw  berbunyi :*

*اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَتِكَ (رواه مسلم)*

"Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat yang telah engkau berikan, lepasnya kesehatan yang telah engkau anugerahkan, datangnya siksaan-Mu yang tiba-tiba dan segala kemungkaran.” (HR. Muslim)

Ada sebuah dzikir yang apabila kita amalkan setiap pagi dan sore dengan sepenuh hati dan rasa butuh perlindungan kepada-Nya, maka Allah Swt. akan melindungi kita dari segala musibah.

Dari Abdullah bin Hubaib mengatakan :
"Pada suatu malam saat turun hujan dan malam begitu pekat, kami keluar mencari Rasulullah Saw. agar beliau bersedia shalat bersama kami, kamipun menemui beliau.
Beliau Saw. bersabda :*
"Bacalah."_
Tetapi aku hanya diam, beliau mengatakan lagi :*
" Bacalah_"
Tetapi aku tetap diam, kemudian beliau memerintahkan lagi :*
"Bacalah"_
Maka aku bertanya :*
Wahai Rasulullah, apa yang harus, aku baca ?"_
Beliau Saw. bersabda :*
"Bacalah Al Ikhlas dan "mu'awwidzatain" (Al Falaq dan An Nas) Diwaktu sore dan pagi hari tiga kali, niscaya ia mencukupimu dari segala sesuatu."_
(HR. Abu Daud No. 5082 dan Tirmidzi No. 3575*

Memohon perlindungan dan berdo'a kepada Allah Swt  menunjukkan seorang hamba butuh dan tunduk kepada Allah Swt. Yang paling utama dalam menghadapi setiap musibah adalah kita harus sabar dan ikhlas, sehingga Allah Swt. akan menganugerahi kita pahala surga.

Rasulullah Saw. bersabda, Allah Swt. berfirman :*
"Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali surga."_
(HR. Ibnu Majah)*

SEMOGA BERMANFA'AT*


17.

DZIKIR DAN DOA ADALAH SENJATA PALING UTAMA

  Salah satu usaha spiritual yang harus dilakukan insan beriman adalah dengan berdzikir dan berdoa kepada Allah tanpa pernah berputus asa. Dzikir dan doa adalah senjata orang beriman. Dzikir dan doa adalah perisai yang sangat aman. Oleh karena itu, di masa wabah Corona melanda, hendaklah kita memperbanyak doa dan dzikir kepadaNya.

Ada sangat banyak doa dan dzikir yang bisa kita lazimkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya saat ada wabah seperti saat ini. Di antaranya, doa atau dzikir yang dituntunkan oleh Nabi saw,

مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِى صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ـ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ـ فَيَضُرُّهُ شَىْءٌ

”Setiap orang yang mengucapkan di waktu pagi dan sore, ‘Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wala fis samaa-i wahuwas sami’ul alim’ sebanyak tiga kali, niscaya tidak akan ada yang mampu membahayakannya.” (HR. At-Tirmidzi)

Merutinkan membaca dzikir tersebut di waktu pagi dan sore hari, akan mendatangkan penjagaan bagi kita. Selain itu, hati kita akan selalu tenang tenteram dengan dipenuhi dzikir serta doa.

Nabi Saw juga mengajarkan kepada kita tiga surat terakhir di dalam Al Qur’an sebagai bacaan yang menyelamatkan. Dalam hadits Abdullah bin Khubaib ra, dia berkata,

خَرَجْنَا فِى لَيْلَةٍ مَطِيرَةٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى لَنَا – قَالَ – فَأَدْرَكْتُهُ فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا. قَالَ « قُلْ ». قُلْتُ مَا أَقُولُ قَالَ « قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَتُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ

”Pada suatu malam di saat hujan lebat lagi gelap gulita kami keluar rumah mencari Rasulullah saw agar shalat mengimami kami. Kami pun menjumpai beliau. Beliau berkata, ‘Ucapkanlah!’. Tapi aku tidak mengucapkan sesuatu.  Beliau berkata lagi, ‘Ucapkanlah!’. Tapi aku tidak mengucapkan sesuatu. Kemudian beliau berkata lagi, ‘Ucapkanlah!’ 

Maka aku bertanya, ‘Apa yang harus saya ucapkan?’ Maka beliau bersabda, ‘Bacalah surat Qul Huwallahu Ahad (Al-Ikhlas), dan Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) sebanyak tiga kali di kala pagi dan petang, niscaya akan menjagamu dari segala sesuatu”. (HR. At-Tirmidzi).

Nabi saw mengajarkan doa yang beliau baca di waktu pagi dan petang, sebagai perlindungan dan penjagaan diri. Dalam hadits Abdullah bin ‘Umar ra, bahwasanya Nabi saw senantiasa membaca do’a berikut di waktu pagi dan petang,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِى وَدُنْيَاىَ وَأَهْلِى وَمَالِى ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى، وَآمِنْ رَوْعَاتِى ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِى مِنْ بَيْنِ يَدَىَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

”Allahumma inni as’alukal ‘afiyata fid dunya wal akhirah. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘afiyata fi dini wa dun-yaya wa ahli wa mali. Allahummastur ‘aurati  wa amin rau’ati. Allahummahfadzni min baini yadayya wa min khalfi wa ‘an yamini wa ‘an syimali wa min fauqi wa a’udzu bi azhamatika ‘an ughtala min tahti”. 

“Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah aku memohon kepada-Mu ketenteraman dan keselamatan pada urusan agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah tutupi auratku, tenangkanlah aku dari rasa takutku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan dan belakangku, arah kanan dan kiriku, serta dari arah bawahku. Aku belindung dengan kebesaran-Mu agar aku tidak dihancurkan dari arah bawahku” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Doa di atas memohon keselamatan dunia dan akhirat. Juga memohon ketenteraman serta keselamatan pada urusan agama, dunia, keluarga dan harta. Memohon agar Allah menutupi aib-aib, serta ketenangan dari rasa takut. Sungguh sangat luas cakupan dalam doa ini.

Mari perbanyak sedekah dan amal kebaikan dengan menginfaqkan harta kita.


18.
TANDA-TANDA ALLAH MENCINTAI KITA


  Salah satu bukti Allah subhaanahu wa ta'ala mencintai hambaNya,  Allah berikan ujian di dunia  ini,Rasulullah bersabda : 

أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa dikehendaki oleh Allah kebaikan maka akan diberi musibah. 
(H. R. Bukhari )

Orang yang hidup di dunia, pasti akan menghadapi banyak tantangan hidup  (masalah), semuanya sebagai ujian bagi hamba Nya yang beriman. 
Allah subhaanahu Wa ta'ala telah menegaskan hal ini dalam Alqur’an:

الَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Dialah Allah yang menciptakan kehidupan dan kematian, untuk menguji kalian, siapakah diantara kalian yang paling baik amalannya”  [Al-Mulk: 2].

Jangankan kita, para Nabi saja _'alaihimussalam_ menghadapi banyak masalah hidup, bahkan Nabi  Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam- telah bersabda:
“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang yang paling baik (setelah mereka), kemudian orang yang paling baik (setelah mereka). Orang akan diuji sesuai dg tingkatan agamanya”  [HR. At Tirmidzi , dishahihkan oleh  Albani].

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alihi wa sallam_ bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridha (menerimanya) maka Allah akan meridhainya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”(HR. Tirmidzi)

Oleh karenanya Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah berkata:

"صبرا جميلا ما أقرب الفرجا..     

"Bersabarlah yang baik maka kelapangan itu begitu dekat. 

Orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.
Cobaan itu merupakan bukti kecintaan Allah pada umatnya, hati yang Ikhlas menerima cobaan ternyata menjadikan setiap derita dan cobaan itu semakin ringan.
Engkau juga akan tahu bahwa orang yg sabar adalah orang-orang yg dicintai Allah,sebagaimana firman-Nya.
"Dan, Allah mencintai orang-orang yg sabar."
(QS. 3 : 146). Wallahu A'lam.

Semoga ujian Allah SWT menjadi pelajaran untuk kita sehingga   bertambah ke imanan ketaqwaan dan kesabaran kita dan juga meningkat Amal sholeh kita,aamiin 

Kebaikan dan Kedermawanan anda merupakan kebahagiaan untuk mereka


19.
ALAM DUNYA GEMPAR 

Alam dunya meni gempar..
Ku panyakit anu anyar..
Korona ceuk beja nular..
Manusa loba nu sasar..

Panyakit anu bahaya..
Lain panyakit korona..
Tapi anu sabenerna..
Sieun maot cinta dunya..

Hariwang hirup teu dahar..
Usaha sieun teu lancar..
Hirup sieun henteu benghar..
Kana to'at jadi bangkar..

Nu maot di sangka korban..
Maot na pedah dadakan..
Mayit na teu di urusan..
Geus ninggalkeun ka fardluan..

Poho kana kakuduan..
Nyolatan rejeng nguburkeun..
Ngadusan jeung mungkus kafan..
Eta teu di perhatikeun..

Nyarita na keur Ihtiar..
Bisi panyakit na nular..
Hate na loba teu sadar..
Fiqih,Tauhid geus udar..

Nyareat na leuleuwiheun..
Fiqih na teu di gurukeun..
Ihtiar na di paksakeun..
Nyomot dalil di akurkeun..

Tauhid ukur di talar..
Hate na angger teu sadar..
Kana qodo sareng qodar..
Iman na betah di dasar..

Mubtadi'in na teu leupas..
Hate na teu pati awas..
Hirup na loba ka reuwas..
Loba sangka anu teu pas..

Ilmu Fiqih di pilihan..
Nu cocok nu di teangan..
Nu penting aya qaolan..
Di pake pikeun matwa'an..

Sedeng ari elmu fiqih..
Elmu nu paragi milih..
Nyareat jadi ka panggih..
Ihtiar teu pilih pilih..

Ulah nyangka jabariyah..
Ulah nyangka qodariyah..
Da urang ge can paruguh..
Boa lain ahlussunnah..

Nu sae mah hate sadar..
Maot teh hal nu ilahar..
Najan taya sabab anyar..
Teu kaluar tina qodar..

Kiceup manusa di atur..
Nyawa na ge geus di ukur..
Rizqi na moal ku batur..
Bakal jadi Ahli kubur..

Nyareat reujeung Ihtiar..
Sing lempeng dina tujuan..
Seja ibadah di Niatan..
Seja ngudag karidloan..``` 

 ```Mugia ieu ujian..
Bisa ningkat ka imanan..
Pasrah ka anu kagungan..
Nyatana ka Dzat pangeran..

Wabah nu di paparinkeun..
Mugi enggal di singkirkeun..
Umat sing di salametkeun..
Tina teqad nu ngufurkeun..``


20. Ceuk abuya uci geh

" ulah nyalahken pamarentah ulah nyalahken rt ulah nyalahken cina ulah nyalahken amerika,, da memang iyeu ges cara Alloh ker  ngingetken umatna,,

kunaon teu menang thawaf,, da bongan thawaf kuarimah ges kurang lillah da thawafna malah sok di parake selfi,,,

kunaon teu meunang jum'at,, da bongan khotibna sok aya nu sok di bayar bahkan hayang di bayar pan khutbah gaganti solat juhur nu dua raka'at piraku solat kudu di bayar,,

Kunaon rajaban teu meunang,, da bongan kiyaina sok kudu hayang di bayar bae malah sok aya nu matok pembayarana sagala,,_

Kunaon titah cicing di imah bae,,, eta ker pengingat urang supaya urang ngalobaken zikir jeng solawat mun bisa mah ulah ngalobaken nonton tv jeng ngoprek hp tp kudu ngalobaken nyekel tasbeh bari zikir jeng solawat jeng kudu ngarasaken dahar sa aya2 supaya urang ngalobaken bersyukur kana nikmat ti gusti Alloh....

21.

103  PERINTAH ALLAH PADA MANUSIA YANG TERCATAT DI DALAM QURAN.

1. Jangan berkata kasar. (QS 3 – Ali Imran : 159)
2. Tahanlah marah.(QS 3 – Ali Imran : 134)
3. Berbaiklah kepada orang lain. (QS 4 – An Nisaa’ : 36)
4. Jangan sombong dan congkak.(QS 7 – Al A’raaf : 13)
5. Maafkanlah kesalahan orang lain.(QS 7  A’raaf : 199)
6. Berbicaralah dengan nada halus dan bersopan.(QS 20 – Thaahaa : 44)
7. Rendahkanlah suaramu.(QS 31 - Luqman : 19)
8. Jangan mengejek orang lain.(QS 49 – Al Hujuraat : 11)
9. Berbaktilah pada orang tua (ibu bapa)(QS 17 – Al Israa’ : 23)
10. Jangan mengeluarkan kata yang tidak menghormati orang tua ( ibu bapa).(QS 17 – Al Israa’ : 23)
11. Jangan memasuki kamar peribadi ibu bapa tanpa izin.(QS 24 – An Nuur : 58)
12. Catatlah hutang-hutangmu.(QS 2 – Al Baqarah : 282)
13. Jangan mengikuti orang secara membabi buta.* (QS 2 – Al Baqarah : 170)
14. Berikanlah lanjutan waktu bila orang yang berhutang kepadamu dalam kesempitan.
      (QS 2 – Al Baqarah : 280)
15. Jangan makan riba’/membungakan uang (QS 2 – Al Baqarah : l
16. Jangan melakukan sogok/ raswah* (QS 2 – Al Baqarah : 188)
17. Jangan ingkar atau melanggar janji*(QS 2 – Al Baqarah : 177)
18. Jagalah kepercayaan orang lain kepadamu* (QS 2 – Al Baqarah : 283)
19. Jangan campur adukan kebenaran dengan kebohongan* (QS 2 – Al Baqarah : 42)
20. Berlakulah adil terhadap semua orang* (QS 4 – An Nisaa’ : 58)
21. Tegakkanlah keadilan dengan tegas* (QS 4 – An Nisaa’ : 135)
22. Harta yang meninggal atau waris harus dibagikan kepada anggota keluarga ahli waris
      (QS 4 – An Nisaa’ : 7)
23. Wanita memiliki hak waris* (QS 4 – An Nisaa’ : 7)
24. Jangan memakan harta anak yatim* (QS 4 – An Nisaa’ : 10)
25. Lindungi anak yatim* (QS 2 – Al Baqarah : 220)
26. Jangan memboroskan harta dengan sewenang-wenang.* (QS 4 – An Nisaa’ : 29)
27. Damaikanlah orang yang berselisih* (QS 49 – Al Hujuraat : 9)
28. Hindari perasangka buruk* (QS 49 – Al Hujuraat : 12)
29. Mencatat perjanjian hutang piutang*(QS 2 – Al Baqarah : 283)
30. Jangan memfitnah orang* (QS 49 – Al Hujuraat : 12)
31. Gunakan harta untuk kegiatan sosial*(QS 57 – Al Hadid : 7)
32. Biasakan memberi makan orang miskin* (QS 107 – Al Maa’uun : 3)
33. Bantulah orang fakir yang berada di jalan Allah* (QS 2 – Al Baqarah : 273)
34. Jangan menghabiskan uang untuk bermegah-megah* (QS 17 – Al Israa’ : 29)
35. Jangan menyebut-nyebut tentang sedekahmu* (QS 2 – Al Baqarah : 264)
36. Hormatilah tamu anda* QS 51 – Adz Dzaariyaat : 26)
37. Perintahkan kebajikan setelah kita melakukannya sendiri* (QS 2 – Al Baqarah : 44)
38. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi* (QS 2 – Al Baqarah : 60)
39. Jangan menghalangi orang datang ke masjid* (QS 2 – Al Baqarah : 114)
40. Perangilah mereka yang memerangi mu* (QS 2 – Al Baqarah : 190)
41. Jagalah etika perang* (QS 2 – Al Baqarah : 191)
42. Jangan lari dari peperangan* (QS 8 – Al Anfaal : 15)
43. Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam* (QS 2 – Al Baqarah : 256)
44. Berimanlah kepada para Nabi* (QS 2 – Al Baqarah : 285)
45. Jangan melakukan hubungan suami-istri di saat haid* (QS 2 – Al Baqarah : 222)
46. Susuilah anak-anakmu selama dua tahun penuh* (QS 2 – Al Baqarah : 233)
47. Jauhilah zina di luar nikah* (QS 17 – Al Israa’ : 32)
48. Pilihlah pemimpin dari yang bertaqwa. Pilihlah pemimpin berdasarkan ilmu dan jasanya* 
       (QS 2 – Al Baqarah : 247)
49. Jangan membebani orang di luar kesanggupannya* (QS 2 – Al Baqarah : 286)
50. Jangan mau dipecah belah* (QS 3 – Ali Imran : 103)
51. Renungkanlah keajaiban dan penciptaan alam semesta* (QS 3 – Ali Imran 3 :191)
52. Lelaki maupun wanita mendapat balasan yang sama sesuai perbuatannya*
      (QS 3 – Ali Imran : 195)
53. Jangan menikahi mereka yang sedarah denganmu* (QS 4 – An Nisaa’ : 23)
54. Keluarga harus di-imami oleh seorang lelaki* (QS 4 – An Nisaa’ : 34)
55. Jangan pelit atau kikir* (QS 4 – An Nisaa’ : 37)
56. Jangan iri hati* (QS 4 – An Nisaa’ : 54)
57. Jangan saling membunuh (QS 4 – An Nisaa’ : 92)
58. Jangan membela ketidak jujuran atau kebohongan (QS 4 – An Nisaa’ : 105)
59. Jangan bekerja-sama dalam dosa dan kekerasan* (QS 5 – Al Maa-idah : 2)
60. Bekerja samalah dalam kebenaran* (QS 5 – Al Maa-idah : 2)
61. Mayoritas bukanlah merupakan kriteria kebenaran* (QS 6 – Al An’aam : 116)
62. Berlaku adil* (QS 5 – Al Maa-idah:8)
63. Berikan hukuman untuk setiap kejahatan* (QS 5 – Al Maa-idah : 38)
64. Berjuanglah  melawan perbuatan dosa dan melanggar hukum* (QS 5 – Accl Maa-idah : 63)
65. Dilarang memakan binatang mati, darah dan daging babi* (QS 5 – Al Maa-idah : 3)
66. Hindari minum racun dan alkohol* (QS 5 – Al Maa-idah : 90)
67. Jangan berjudi* (QS 5 – Al Maa-idah : 90)
68. Jangan menghina keyakinan atau agama orang lain* (QS 6 – Al An’aam : 108)
69. Jangan mengurangi timbangan untuk menipu* (QS 6 – Al An’aam : 152)
70. Makan dan minumlah secukupnya* (QS 7 – Al A’raaf : 31)
71. Kenakanlah pakaian yang bagus di saat sholat* (QS 7 – Al A’raaf : 31)
72. Lindungi dan bantulah mereka yang meminta perlindungan* (QS 9 – At Taubah:6)
73. Jangan melaksanakan sholat dimasjid yang dibangun dengan kedengkian* 
      (QS 9 – At Taubah : 108)
74. Jangan pernah putus asa akan pertolongan Allah* (QS 12 – Yusuf : 87)
75. Allah mengampuni orang yang berbuat dosa karena kebodohan*(QS 16 – An Nahl : 119)
76. Berserulah/ajaklah  kepada jalan Allah dengan cara yang baik dan bijaksana* 
      (QS 16 – An Nahl : 125)
77. Tidak ada seorangpun yang menanggung dosa orang lain*(QS 17 – Al Israa’ : 15)
78. Jangan membunuh anak-anakmu kerana takut akan kemiskinan*(QS 17 – Al Israa’ : 31)
79. Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan hukumnya tentang hal itu* 
      (QS 17 – Al Israa’ : 36)
80. Jauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat (QS 23 – Al Mu’minuun : 3)
81. Jangan memasuki rumah orang lain tanpa seizin pemilik rumah (QS 24 – An Nuur : 27)
82. Allah menjamin balasan kebaikan hanya kepada mereka yang percaya kepada Allah* 
      (QS 24 – An Nuur : 55)
83. Berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati (QS 25 – Al Furqaan : 63)
84. Jangan melupakan kenikmatan dunia yang telah Allah berikan (QS 28 – Al Qashash : 77)
85. Jangan menyembah Tuhan selain Allah (QS 28 – Al Qashash:88)
86. Jangan terlibat dalam perbuatan homosexual dan sejenisnya  (QS 29 – Al ‘Ankabuut : 29)
87. Berbuat baik dan cegahlah perbuatan mungkar (QS 31 - Luqman : 17)
88. Janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong (QS 31 - Luqman : 18)
89. Wanita dilarang mempamerkan diri (QS 33 – Al Ahzab : 33)
90. Allah berkehendak mengampuni semua dosa-dosa kita (QS 39 – Az Zumar : 53)
91. Jangan berputus asa dari pengampunan Allah* (QS 39 – Az Zumar : 53)
92. Balaslah kejahatan dengan kebaikan* (QS 41 – Fushshilat : 34)
93. Selesaikan persoalan dengan bermusyawarah* (QS 42 – Asy Syuura : 38)
94. Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa (QS 49 – Al Hujuraat : 13)
95. Agama Islam melarang Rahbaniyyah atau mengkultus individukan para ulama
      (QS 57 – Al Hadid : 27) 
96. Allah akan meninggikan darjat mereka yang berilmu* (QS 58 – Al Mujaadilah : 11)
97. Perlakukan terhadap non muslim dengan baik dan adil (QS 60 - Al Mumtahanah : 
98. Menginfakkan harta dan Hindari diri dari sifat kikir (QS 64 – At Taghaabun : 16)
99. Mohon ampunan kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
      (QS 73 – Al Muzzammil : 20)
100. Jangan menghardik orang yang meminta-minta (QS 93 – Adh Dhuhaa : 10)
101. Berbuat Baiklah, Allah maha pencipta mengetahui setiap perbuatan (QS 14 - Ibrahim: 24-26)
102. Allah memanggil manusia untuk masuk kedalam surgaNya (QS 89 - Al Fajr: 27-30)
103. Allah menghapus kesalahan dan dosa manusia beragama Islam yang beriman dengan
        ajaran Nabi Muhammad  (QS 47 - Muhammad: 2)

HARING IS CARING AND CARING IS LOVING.


22.  MUHASABAH 

Bertemu_pemabuk_berat  Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menangis dan tersungkar

Suatu ketika, Sultonul Auliya' Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bersama murid-muridnya berpapasan dengan seorang pemabuk yang teler berat. Walaupun dengan kondisi mabuk berat, si pemabuk itu memberikan 3 pertanyaan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Pertama : 
"...Ya Syekh, apakah Allah Swt mampuh merubah pemabuk sepertiku menjadi ahli ta'at...?

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjawab:
"..iyaaa mampuh..."

Kedua: 
"..apakah Allah Swt mampuh merubah ahli ma'siat sepertiku menjadi ahli ta'at setingkat dirimu..?"

"..Sangat mampuh..." 
Jawab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Ketiga: 
"...Apakah Allah Swt mampuh merubah dirimu menjadi ahli ma'siat sepertiku...?"

Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menangis dan tersungkar dan bersujud kepada Allah Swt.

Murid-murid Syekh Abdul Qadir Al-Jailani kebingungan dan bertanya ,
"..ada apa wahai Syekh..?"

"..Betul sekali orang ini. 
Kapan saja Allah Swt mampuh merubah nasib seseorang termasuk diriku. Siapa yang menjamin diriku bernasib baik menginggal dengan husnul khatimah,..." 
Kata Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Sekelas Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang sangat mashur kewalianya saja begitu khawatir dengan dirinya dan tak pernah bangga dengan maqam kewaliannya, apalagi dengan kita yang belum ada apa-apanya, tak ada alasan untuk bangga diri dengan amal dan selalu berusaha utuk menjadi lebih baik sepanjang hayat.

اللهم صل على سيدنامحمد وعلى أل سيدنامحمد

Yaa Allah...
Matikanlah kami dalam keadaan husnul khatimah....Amiin allahumma amiin 





Komentar

Terima kasih tulisannya. Berkunjung juga ya ke

https://bepenamrbams.wordpress.com/
Yulius Roma Patandean mengatakan…
Salam sehat..... dan terus bertumbuh dalam tulisan
rianiastt mengatakan…
mantabs pak tulisannya
Randi efendi mengatakan…
Alhamdulillah,kita jadi bisa tau bagaimana menulis dengan benar.
Randi efendi mengatakan…
Alhamdulillah,kita jadi bisa tau bagaimana menulis dengan benar.

Postingan Populer